Label

Selasa, 10 Januari 2012

Foto bersama Mama




Mamaku paling susah kalau disuruh foto. Katanya malu, nggak bagus kalau difoto, nggak bisa gaya, nggak cantik dan segudang alasannya. Bikin gregetan deh. Padahal aku ingin mengabadikan setiap momen bersamanya.
            “Mama cantik kok, beneran, nggak pake boong…” rayuanku meluncur cepat kepadanya.
 Mama membalas dengan mengacak-acak kerudungku dan mencubit kedua pipiku yang katanya saat ini tambah tembem. Ia tertawa. Ya! Tawanya yang begitu ceria. Tawa yang selalu membuatku rindu dan tak mau berjauh-jauh dari dirinya.  Tawa yang dengan ikhlas terlukis di wajahnya. Meski aku tahu, akhir-akhir ini Mama begitu lelah menghadapi cobaan yang diberiNya kepada keluargaku. Mama harus merawat penuh Papa yang belum bisa mandiri setelah operasi pasang plat di pahanya yang dijalaninya tiga minggu yang lalu. Lagi-lagi Mama begitu ikhlas tertawa.
            “Sampai kapanpun Mama tetap tercantik di hidupku...” ucapku dalam hati. Wajahnya memang tak lagi muda, 45 tahun. Jika kulihat dari dekat ada garis-garis halus mulai membayang di sana. Tapi sungguh, itu tak mengurangi sedikitpun kecantikannya. Wajahnya yang pernah mengerang menahan pilu ketika melahirkanku 22 tahun yang lalu. Wajahnya yang kerap marah ketika kami, anak-anaknya malas untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dan wajahnya yang selalu basah saat merayuMu di akhir sujud-sujudnya. Oh Mama, kau tetap temegah di hatiku.

*(terpilih dalam Event Foto Story Sparking Ibu adalah Segalanya Bagiku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar