Tentang Rindu
Sepenggal perbincangan di ujung, antara Ashar dan Maghrib
“Rindu?” begitu tanyamu
Aku diam
beberapa jawab diam-diam kusulam
dari desir angin dan benang-benang kenang
yang pernah kita pilin dari serpihan kisah usang
aku,
dirimu …
“Rindu?” begitu lagi tanyamu
Aku masih bungkam
sungguh sulit mengiyakan kata hati
pun sesulit niat mengingkari
sebab bentangan jarak
benar-benar buat kukembali
pada titik di mana hasrat lebih dari pikat
dan sepercik cinta lebih dari mantra
“Kau tahu? Rindu itu laksana teja di mega. Seperti itu …”
kutunjuk pada gugusan jingga yang melayang di atas kita
dan kau mengikuti
Ya, rindu itu sementara seperti ini
indah meski hanya sesaat kemudian lenyap
ranum sejingga warna penuh harap
“Aku pun sama-sama merindumu,” jawabku
Namun tak ada yang dengar
bayangmu telah dulu hilang
sesaat sebelum kukatakan padamu
jujur, aku pun rindu
Cilacap, 14 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar